Kamis, 15 Mei 2008

This is unique! An online beauty contest for anybody – not just a chosen few, but everybody who wants to join! And the judges? Not some secret group but simply everybody who surfs onto LookOfTheYear.com and votes.

Even if you don’t win, you can be discovered by model agencies, who we invite to take a good look. Who knows you might become a famous model… Are you what the model agencies are looking for? You might never know, so join! And give millions of visitors the chance to rate your pictures.

There will be one winner in each of these four categories:
Girls 14-19 Women 19+ Boys 14-19 Men 19+
Each month a top 10 list is published for each category
LookOfTheYea

Selasa, 07 Agustus 2007

BOYOLALI

(Bahasa Jawa: Bayalali, arti harafiah: "lupa dari marabahaya"), adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Boyolali, terletak sekitar 25 km sebelah barat Kota Surakarta. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Grobogan di utara; Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, dan Kota Surakarta (Solo) di timur; Kabupaten Klaten di selatan; serta Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang di barat.

Bagian timur kabupaten ini termasuk kawasan Solo Raya. Di wilayah kabupaten Boyolali terdapat Bandara Internasional Adi Sumarmo yang melayani untuk kawasan Solo dan sekitarya, serta asrama haji Donohudan.


GEOGRAFI

Kabupaten Boyolali membentang barat-timur sepanjang 49 km, dan utara-selatan 54 km. Sebagian besar wilayahnya adalah dataran rendah dan dataran bergelombang dengan perbukitan yang tidak begitu terjal. Pemanfaatan

Bagian barat merupakan daerah pegunungan, dengan puncaknya Gunung Merapi (2.911 m) dan Gunung Merbabu (3.141 m), keduanya adalah gunung berapi aktif. Sedangkan di bagian utara (perbatasan dengan Kabupaten Grobogan merupakan daerah perbukitan, bagian dari rangkaian Pegunungan Kendeng.

Di bagian utara (perbatasan dengan Kabupaten Sragen terdapat Waduk Kedungombo.


PEMBAGIAN ADMINISTRASI

Kabupaten Boyolali terdiri atas 19 kecamatan, yang dibagi lagi atas 262 desa dan 5 kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Boyolali.

Di samping Boyolali, kota-kota kecamatan lainnya yang cukup signifikan adalah Ampel, Karanggede, dan Selo. Kawasan Ngemplak (berbatasan langsung dengan Kota Surakarta) kini telah dikembangkan menjadi pusat pertumbuhan Solo Raya ke arah barat.


TRANSPORTASI

Wilayah Kabupaten Boyolali dilewati jalan negara yang menghubungkan Semarang-Solo. Selain itu juga terdapat jalur alternatif dari Semarang menuju Sragen melalui Karanggede.Rata-rata seluruh pelosok kecamatan di Boyolali sudah mudah dijangkau sarana transportasi. Bandara Adi Sumarmo pun secara geografis masuk wilayah kabupaten Boyolali.

PARIWISATA

Boyolali terletak di kaki sebelah timur Gunung Merapi dan Merbabu yang memiliki pemandangan indah dan mempesona. Jalur Solo-Boyolali-Cepogo-Selo-Borobudur (SSB) yang melintasi kedua gunung tersebut tengah dipromosikan menjadi jalur wisata yang menjadi alternatif bagi wisatawan (baik domestik maupun asing) dari kota budaya Surakarta menuju Candi Borobudur untuk melintasi Kabupaten Boyolali. Selo dikenal sebagai daerah peristirahatan sementara bagi para pendaki Gunung Merapi. Cepogo merupakan sentra penghasil kerajinan tembaga di Boyolali. Selain panorama Gunung Merapi dan Merbabu, kabupaten Boyolali juga memiliki tempat wisata berupa mata air yang dikelola sedemikian rupa sehingaa menjadi tempat wisata air, seperti di Tlatar (sekitar 7 km arah utara kota Boyolali) dan Pengging di Kecamatan Banyudono. Kedua tempat wisata air ini memiliki keunikan sendiri-sendiri. Kalau di Tlatar memiliki keunggulan dimana lokasinya masih sangat luas dan memiliki beberapa pilihan kolam renang berikut tempat mancing, maka di Penging memiliki keunggulan dimana dulunya merupakan tempat mandi keluarga Kasunanan Surakarta . Sehingga disekitar Pengging ini pun masih dapat ditemukan bangunan-bangunan kuno milik Kasunanan Surakarta. Juga terdapat makam salah seorang pujangga Keraton yaitu Raden Ngabehi Yosodipuro.

Adapun tempat wisata lainnya yaitu :

Waduk Cengklik Desa Ngargorejo & Sobokerto Kec. Ngemplak Obyek wisata ini terletak di Desa Ngargorejo, Kecamatan Ngemplak ± 20 km, kearah timur laut Kota Boyolali, waduk dengan luas genangan 300 ha ini dibangun pada jaman Belanda, tujuannya untuk mengairi lahan sawah seluas 1.578 ha, bisa untuk latihan sky air. Letaknya sangat strategis, berdekatan dengan Bandara Adi Sumarmo, Asrama Haji Donohudan, Monumen POPDA, dan Lapangan Golf. FASILITAS / FACILITIES : Wisata Air / Water Resort Pemancingan / Fishing Area Rumah Makan Lesehan / Floating Restaurant.

PESANGGRAHAN PRACIMOHARJO Desa Paras Kec.Cepogo Merupakan petilasan Sri Susuhunan Paku Buwono X sebagai obyek wisata minat khusus/ ziarah, Terletak di Desa Paras Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali.

AIR TERJUN KEDUNG KAYANG Desa Klakah Kec.Selo Obyek wisata yang perlu dikembangkan. Terletak di Desa Klakah berjarak 5 km ke arah Barat dari Kecamatan Selo. Merupakan panorama pemandangan alam yang berupa air terjun yang terletak diantara 2 kabupaten, yaitu Boyolali dan Magelang.Potensial untuk aktifitas camping, hiking, climbing. FASILITAS : Homestay. Pemandangan Alam.

MAKAM KI AGENG SINGOPRONO

Desa Nglembu Kec.Sambi

Jarak tempuh dari kota 12 km. Obyek Wisata Khasanah yang di kunjungi setiap malam Jumat dan malam Selasa Kliwon, Lokasi Makam Ki Ageng Singoprono yang menarik dengan letaknya yang sangat indah sebab berada diatas gunung yang berhawa sejuk.





MAKAM KI AGENG PANTARAN

Dk.Pantaran Desa Candisari Kec.Ampel

Jarak tempuh dari kota 17 km. Makam ini cukup potensial sebagai tempat ziarah, karena terdapat Petilasan Ki Kebo Kanigoro, petilasan Syeh Maulana Malik Ibrahim Maghribi, Petilasan Ki Ageng Pantaran. Pengunjung dapat menikmati pemandangan alam di kaki gunung Merbabu dan air terjun Si Pendok. Setiap tanggal 20 suro diadakan event upacara tradisional Buka Luwur. FASILITAS : Bangsal tempat tirakat. Bukit perkemahan Indraprasta.





WANA WISATA KEDUNG OMBO

Desa Wonoharjo Kec.Kemusu

Obyek wisata ini terletak di Desa Wonoharjo Kecamatan Kemusu sekitar ± 50 km ke arah utara Kota Boyolali menjanjikan rekreasi hutan dan air yang menyegarkan serta pemancingan. FASILITAS / FACILITIES : Bumi Perkemahan / Camping Ground. Hutan Wisata / Forest Resort. Tempat Pemancingan / Fishing Area. Rumah Makan Apung / Floating Restourant. Wisata Air / Water Resort.

masih banyak tempat wisata lain misal Bumi Perkemahan Indrapastha, Kali Sewan, dan lain.

Di Boyolali juga bisa menikmati wisata kuliner misal sambal lethok/tumpang dan makananan khas lainnya.



PEREKONOMIAN

Boyolali dikenal sebagai kota susu, karena merupakan salah satu sentra terbesar penghasil susu sapi segar di Jawa Tengah. Peternakan sapi perah umumnya berada di daerah selatan dan dataran tinggi yang berudara dingin, karena sapi perah yang dikembangkan saat ini berasal dari wilayah sub-stropis Australia dan Selandia Baru. Selain itu didaerah Kecamatan Ampel terdapat sentra industri Abon dan Dendeng.

I. PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN 01. KELAPA :Luas Areal= 4.396,20 Ha dg produksi= 10.766.450 Butir 02. CENGKEH = 892,13 Ha = 4.317,30 Kw 03. TEH = 28,62 Ha = 161,60 Kw 04. TEMBAKAU = 2.884,20 Ha = 1.819.299 Kg 05. KENCUR = 573,85 Ha = 4.605.290 Kg 06. JAHE = 300,50 Ha = 1.805.100 Kg 07. KOPI ROBUSTA = 224,67 Ha = 75.703 Kg 08. KOPI ARABIKA = 186,61 Ha = 13,24 Ton 09. JAMBU METE = 129,53 Ha = 50.781 Kg II. POTENSI PRODUK POTENSIAL 1. TEMBAKAU RAJANGAN. Di Kecamatan Mojosongo, banyudono, Musuk, Selo, Cepogo, Ampel, Teras dan Sawit Produksi 4.178.543 ton/tahun meliputi areal 5.369,35 hektar. Manfaat: bahan baku industri rokok. Pemasaran: ke wilayah Jateng dan Jatim. 2. TEMBAKAU ASAPAN. Di Kecamatan Mojosongo, Banyudono, teras, Ampel dan Sawit. Produksi 1.760,79 ton/tahun dengan areal seluas 2.635 hektar. Manfaat: Bahan baku industri rokok. Pemasaran di wilayah Jateng dan Jatim.

III. PELUANG INVESTASI 1. TEMBAKAU: Peluang Investasi: Industri Pabrik Rokok Lokasi di Kecamatan Selo, Ampel, Musuk, Cepogo, Mojosongo, Teras, Sawit dan Banyudono Potensi: Produksi 4.178,543 ton/tahun pada areal 5.369,35 hektar. Kegunaan Bahan baku industri rokok. 2. KOPI ARABIKA: Peluang Investasi: Budidaya tanaman kopi arabika. Lokasi di Kecamatan Selo, Cepogo, Ampel dan Musuk. Potensi: Produksi 172,790 ton/tahun pada areal 234 hektar. Kegunaan: memenuhi kebutuhan pasar ekspor dan bahan baku industri kopi bubuk/instant. 3. JAHE; Peluang Investasi: Budidaya tanaman jahe dan Industri pengolahan jamu tradisional. Lokasi di Kecamatan Ampel, Musuk, Cepogo, Boyolali dan Selo Potensi: Produksi 4.363,170 ton/tahun pada areal 611,85 hektar Kegunaan: Bahan baku industri jamu tradisional. 4. KENCUR: Peluang Investasi: Budidaya tanaman kencur dan industri pengolahan jamu tradisional. Lokasi di Kecamatan Simo, Andong, Klego, Sambi dan Nogosari Potensi :Produksi 5.670,290 ton/tahun pada areal 490,95 hektar Kegunaan: Bahan baku industri jamu tradisional. 5. TEH : Peluang Investasi: Industri pengolahan the wangi. Lokasi di Kecamatan Ampel, Selo dan Cepogo Potensi: Produksi 191,63 kg/tahun pada areal 27,88 hektar Kegunaan: bahan baku pengolahan the wangi. 6. JARAK: Peluang Investasi: Budidaya tanaman jarak dan Industri pengolahan minyak jarak. Lokasi di Kecamatan Klego, Andong, Kemusu, Juwangi, Wonosegoro dan Nogosari. Potensi areal: 10.409 hektar Kegunaan: bahan baku industri minyak jarak.


MotoGP

Grand Prix motor mengacu pada kelas puncak dari balap motor, saat ini terbagi dalam tiga kelas mesin yang berbeda: 125cc, 250cc dan MotoGP (800cc-untuk musim 2007). Motor-motor yang digunakan di MotoGP adalah motor yang dibuat khusus untuk balapan, dan tidak dijual untuk umum (motor versi jalanan untuk kelas 125 dan 250cc tersedia). Hal ini berlawanan dengan beberapa balapan kategori produksi, seperti World Superbike, yang melombakan versi modifikasi dari motor-motor yang tersedia untuk umum.

sejarah

Kejuaraan dunia untuk balap motor pertama kali di selenggarakan oleh Federation Internationale de Motocyclisme (FIM), pada tahun 1949. Pada saat itu secara tradisional telah di selenggarakan beberapa balapan di tiap even untuk berbagai kelas motor, berdasarkan kapasitas mesin, dan kelas untuk sidecars (motor bersespan). Kelas-kelas yang ada saat itu adalah 50cc, 125cc, 250cc, 350cc, dan 500cc untuk motor single seater, serta 350cc dan 500cc untuk motor sidecars. Memasuki tahun 1950-an dan sepanjang 1960-an, motor bermesin 4 tak mendominasi seluruh kelas. Pada akhir 1960-an, motor bermesin 2 tak mulai menguasai kelas-kelas kecil. Di tahun 1970-an motor bermesin 2 tak benar-benar menyingkirkan mesin-mesin 4 tak. Pada tahun 1979, Honda berusaha mengembalikan mesin 4 tak di kelas puncak dengan menurunkan motor NR500, namun proyek ini gagal, dan di tahun 1983 Honda bahkan meraih kemenangan dengan motor 500cc 2 tak miliknya. Pada tahun 1983, kelas 350cc akhirnya dihapuskan. Kelas 50cc kemudian digantikan oleh kelas 80cc di tahun 1984, tetapi kelas yang sering di dominasi oleh pembalap dari Spanyol dan Italia ini akhirnya ditiadakan pada tahun 1990. Kelas sidecars juga ditiadakan dari kejuaraan dunia di tahun 1990-an, menyisakan kelas 125cc, 250cc, dan kelas 500cc.

GP 500, kelas yang menjadi puncak balap motor Grand Prix, telah berubah secara dramatis pada tahun 2002. Dari pertengahan tahun 1970-an sampai 2001 kelas puncak dari balap GP ini dibatasi 4 silinder dan kapasitas mesin 500cc, baik jenis mesin 4 tak ataupun 2 tak. Akibatnya, yang mampu bertahan adalah mesin 2 tak, yang notabene menghasilkan tenaga dan akselerasi yang lebih besar. Pada tahun 2002 sampai 2006 untuk pertama kalinya pabrikan di ijinkan untuk memperbesar kapasitas total mesin khusus untuk mesin 4 tak menjadi maksimum 990cc,dan berubah menjadi 800cc di musim 2007.pabrikan juga diberi kebebasan untuk memilih jumlah silinder yang digunakan antara tiga sampai enam dengan batas berat tertentu. Dengan di bolehkannya motor 4 tak ber-cc besar tersebut, kelas GP 500 diubah namanya menjadi MotoGP. Setelah tahun 2003 tidak ada lagi mesin 2 tak yang turun di kelas MotoGP. Untuk kelas 125cc dan 250cc secara khusus masih menggunakan mesin 2 tak.

Balap untuk kelas MotoGP saat ini diselenggarakan sebanyak 17 seri di 15 negara yang berbeda (Spanyol menggelar 3 seri balapan). Balapan biasa di gelar setiap akhir pekan dengan beberapa tahap. Hari Jum’at di gelar latihan bebas dan latihan resmi pertama, kemudian hari Sabtu dilaksanakan latihan resmi kedua dan QTT, dimana para pembalap berusaha membuat catatan waktu terbaik untuk menentukan posisi start mereka. Balapan sendiri digelar pada hari Minggu, meskipun ada seri yang digelar hari Sabtu yaitu di Belanda dan Qatar. Grid (baris posisi start) terdiri dari 3 pembalap perbaris dan biasanya setiap seri balap diikuti oleh sekitar 20 pembalap. Balapan dilaksanakan selama sekitar 45 menit dan pembalap berlomba sepanjang jumlah putaran yang ditentukan, tanpa masuk pit untuk mengganti ban atau mengisi bahan bakar.

organisasi dalam MotorGP

Kesuksesan Balap MotoGP tidak terlepas dari organisasi-organisasi yang terlibat didalamnya Beberapa organisasi yang tergabung dalam komisi Grand Prix antara lain FIM, Dorna, IRTA, dan MSMA.

FIM (Federation Internationale de Motocyclisme), merupakan badan tertinggi di dunia yang mengurusi seputar sepeda motor. FIM yang berdiri pada tahun 1904 ini tidak hanya mengurusi balap motor, tetapi juga menjadi pengawas motor-motor produksi yang dijual masal, terutama soal keamanan dan kelayakan. Dalam kegiatan balap motor, FIM adalah badan yang mengurusi dan bertanggung jawab mengenai regulasi dan teknis pelaksanaan balapan, juga mengenai status, taraf, dan kriteria dari sebuah kejuaraan balap motor.

Dorna adalah organisasi penyelenggara balapan MotoGP, atau dengan kata lain Dorna adalah promotor kejuaraan MotoGP. Dorna bertanggung jawab terhadap kualitas event dan juga mengurusi sponsor event.

IRTA (International Road racing Team Association), anggota organisasi ini terdiri dari tim-tim yang mengikuti balapan MotoGP. Organisasi ini berfungsi untuk menyalurkan aspirasi tim dan para pembalap yang tergabung didalamnya. Dengan organisasi inilah pembalap dapat memberikan masukan dan menentukan hak-hak dan kepentingannya, antara lain nilai kontrak, keamanan dan kelayakan sirkuit.

MSMA (Motor Sport Manufacturer Association), merupakan organisasi dalam MotoGP yang terdiri dari pabrikan-pabrikan motor yang mengikuti kejuaraan MotoGP, seperti Honda, Yamaha, Ducati, Suzuki, Kawasaki, dan pabrikan lainnya. Fungsi dari organisasi ini antara lain memutuskan peraturan teknis mengenai regulasi motor bersama dengan organisasi lain yang tergabung di komisi Grand Prix.


karier pembalap

Terdapat penjenjangan karir bagi para pembalap yang turun di balap motor dunia, apabila seorang pembalap cukup berprestasi ia akan direkrut oleh tim yang ada dikelas berikutnya dari kelas 125cc, kelas 250cc, kemudian kelas puncak MotoGP. Pembalap yang turun di kelas 125cc sendiri berasal dari pembalap yang berprestasi di kejuaraan regional atau nasional di negaranya masing-masing, seperti All Japan road racing di Jepang, ataupun kejuaraan Eropa.

Para pembalap yang turun di kelas puncak MotoGp berasal dari beberapa kejuaraan. Selain berasal dari kelas 250cc seperti Valentino Rossi, Max Biaggi, Marco Melandri, Daniel Pedrosa, ada pula pembalap yang berasal dari AMA Superbike seperti Nicky Hayden, dari British Superbike seperti Shane Byrne, juga dari World Superbike seperti Noriyuki Haga, Colin Edwards, Troy Bayliss, Neil Hodgson, Ruben Xaus dan Chris Vermeulen. Banyaknya para pembalap yang berasal dari superbike ini tidak terlepas dari berubahnya kelas puncak GP motor yang membolehkan penggunaan motor bermesin 4 tak 990cc pada tahun 2002, setelah sebelumnya hanya mesin 2 tak 500cc yang boleh digunakan.

spesifikasi pembalap


Setiap peraturan mengenai tiap-tiap kelas balapan dibentuk oleh FIM sebagai organisasi yang berwenang melakukanya. FIM membentuk dan mengeluarkan peraturan-peraturan baru yang dipandang sesuai dengan perkembangan balapan. Pada permulaan era baru MotoGP di tahun 2002, motor bermesin 2 tak 500cc dan 4 tak 990cc dibolehkan untuk digunakan dalam balapan. Kedahsyatan tenaga dari motor bermesin 4 tak yang mengungguli motor bermesin 2 tak menyingkirkan seluruh mesin 2 tak dari persaingan, dan musim-musim balap selanjutnya tidak ada lagi motor 2 tak yang digunakan.

Pada tahun 2007, FIM akan memberlakukan peraturan baru bahwa motor-motor MotoGP akan dibatasi menjadi 4 tak 800cc. Alasan yang dikemukakan dari pengurangan kapasitas silinder mesin ini adalah untuk meningkatkan keamanan pembalap, mengingat tenaga dan kecepatan puncak yang dihasilkan mesin-mesin MotoGP telah meningkat secara drastis sejak 2002. Rekor kecepatan MotoGP saat ini adalah 347.4 km/jam yang dicetak oleh Loris Capirossi dengan motor Ducati di sirkuit Catalunya, Barcelona pada tahun 2004. Sebagai perbandingan rekor kecepatan F1 saat ini adalah 369.9 km/jam yang dicetak oleh Antonio Pizonia dengan mobil BMW, di sirkuit Monza ditahun 2004.

Keputusan pilihan untuk membatasi kapasitas mesin menjadi 800cc (daripada dengan metode pembatasan tenaga lain, seperti pengurangan jumlah gir transmisi yang diijinkan) menurut para pengamat MotoGP sangat menguntungkan Honda. Honda menggunakan mesin lima silinder, dan hanya perlu mengurangi satu silinder untuk membenahi mesin mereka agar sesuai regulasi yang baru, sementara pabrikan lainnya harus mendesain ulang seluruh mesin mereka. Pembatasan menjadi 800cc juga menimbulkan kontroversi bahwa sepertinya saat ini motor yang digunakan dalam kejuaraan Superbike 1000cc menjadi yang tercepat dalam balapan motor sirkuit di seluruh dunia.

Mesin yang digunakan dalam kelas 125cc dibatasi sebanyak satu silinder dan dengan berat minimal 80 kilogram, sementara untuk kelas 250cc dibatasi sebanyak dua silnder dengan berat minimal 100 kilogram.

Motor-motor untuk kelas MotoGP dibolehkan menggunakan mesin dengan jumlah silinder antara tiga sampai enam silinder, dan terdapat variasi dalam pembatasan berat tergantung jumlah silinder yang digunakan. Ini disebabkan sebuah mesin dengan silinder yang lebih banyak, tenaga yang dihasilkan juga lebih besar, dan batasan berat meningkat. Pada tahun 2006 mesin-mesin yang digunakan di MotoGP adalah mesin empat dan lima silinder. Honda menggunakan lima silinder, sementara Yamaha, Ducati, Kawasaki, dan Suzuki menggunakan empat silinder.

Motor-motor yang digunakan dalam Grandprix motor dibuat tidak hanya untuk balapan saja, tetapi juga sebagai ajang unjuk kekuatan dan kemajuan teknologi antar pabrikan. Sebagai hasilnya seluruh mesin-mesin MotoGP dibuat dengan menggunakan material yang sangat mahal dan ringan seperti titanium, dan carbon-fiber-reinforced plastic. Motor-motor tersebut juga menggunakan teknologi yang tidak tersedia untuk konsumsi umum, misalnya adalah perangkat elektronik yang canggih termasuk telemetri, engine management systems, kontrol traksi, rem cakram karbon, dan teknologi mesin modern yang diadopsi dari teknologi mesin mobil F1.

Jika motor-motor yang dipakai di kelas MotoGP hanya dilombakan di tingkat kejuaraan dunia, motor-motor yang digunakan di kelas 125cc dan 250cc relatif lebih terjangkau. Harga sebuah motor 125cc kurang lebih sama dengan sebuah mobil. Motor-motor ini sering digunakan dalam kejuaraan balap motor nasional diseluruh dunia.

Satu dari beberapa tantangan utama yang dihadapi para pembalap MotoGP dan Insinyur motor MotoGP adalah bagaimana untuk menyalurkan tenaga mesin yang luar biasa – lebih dari 240 dk (179 kW), melalui titik kontak dua buah ban dan permukaan aspal sirkuit dengan lebar hanya sekitar lengan manusia. Sebagai perbandingan mobil F1 menghasilkan lebih dari 950 dk (700 kW) tetapi dengan empat buah ban, sehingga memiliki titik kontak permukaan dengan aspal sepuluh kali lebih lebar dari motor MotoGP.


perubahan regulasi terbaru

Pada tahun 2005, sebuah peraturan baru untuk MotoGP telah diberlakukan yaitu flag-to-flag. Sebelumnya, jika sebuah balapan dimulai dengan start dalam kondisi sirkuit kering dan hujan turun, pembalap terdepan dapat mengangkat tangan untuk menghentikan lomba, demikian juga dengan para offisial mengibarkan bendera merah untuk menghentikan balapan, kemudian balapan di mulai lagi dengan menggunakan ban basah. Sekarang jika hujan turun saat balapan tidak ada lagi bendera merah, para pembalap langsung menuju pit untuk mengganti ban sesuai kebijakan tim.

Pada tahun 2007, kelas MotoGP diturunkan kapasitas mesinnya, menjadi 800cc.dan saat ini masih dilakukan uji coba oleh seluruh tim di MotoGP.